Teori perjuangan perempuan yang ditentukan oleh kaum kulit hitam. Feminisme kulit hitam ini telah berpijak pada tradisi aktivisme kiri, dengan mengadaptasi model feminisme sosialis. Pada awalnya feminisme kulit hitam ini menyatakan bahwa perubahan yang berarti dalam suatu tatanan masyarakat yang menindas baik laki-laki maupun perempuan bisa dilakukan dengan menbangun koalisi antara perempuan kulit berwarna dan gerakan progresif. Feminisme kulit hitam seperti Barbara Smith, Audre Lorde, Gloria I. Joseph menciptakan teori-teori yang memenuhi kebutuhan perempuan kulit hitam dengan membantu perempuan kulit hitam ini memobilisasi persoalan-persoalan yang mereka anggap mempunyai dampak lansung terhadap keseluruhan kualitas hidup. Teori Feminisme kulit hitam melihat batasan-batasan keperempuanan dengan feminisme kulit putih untuk sepenuhnya melakukan kesepakatan dengan kontadiksi yang mekekat dalam gender, ras dan kelas di dalam konteks masyarakat yang rasis. Feminisme kulit hitam menyatakan bahwa semua teori feminisme harus memahami imperialisme dan menghadapinya. “Untuk melihat persoalan penting mengenai bagaimana kita mengorganisir agar bisa memahami diri kita sendiri sampai totalitas penindasan kita. Kita tidak dapat memprioritaskan satu aspek dari penindasan tersebut dengan mengesampingkan aspek-aspek lain. Hanya satu sintesis kelas, ras,gender dan seksualitas yang bisa membawa kita ke depan. Perempuan kulit hitam dan perempuan kulit berwarna lain menuding ketidak- pekaan feminisme kulit putih dengan mengasumsi bahwa pengalaman kulit putih bisa berbicara atas nama semua perempuan. Misalnya dengan menggunakan pengalaman perempuan kulit hitam sebagai metafora bagi perempuan kulit putih, tanpa memperhatikan rasisime yang secara tidak sadar muncul dalam bahasa dan asumsi mereka.