Buitenzorg, masihkah menjadi kota yang nyaman?

3
762

Bogor, merupakan kota peristirahatan dengan suasana yang masih tradisional dan terasa nyaman beberapa tahun ke belakang. Namun seiring dengan perkembangan Bogor menjadi kota modern, dengan dibangunnya banyak mal yang menggusur pasar tradisional, bangunan perumahan, pertokoan dan pabrik dibangun diatas ladang, sawah dan lahan yang kosong, air sungai pun mulai berwarna cokelat pekat dan penuh dengan sampah, banyak kendaraan beroda empat yang melaju kencang disepanjang jalan yang menimbulkan polusi udara dan suara, maka kenyamanan tersebut serasa hilang.

Dalam hitungan menit, Bogor sudah semakin mirip dengan Jakarta. Semrawut, penuh macet dan penuh dengan kotoran. Satu-satunya yang terselamatkan yaitu Kebun Raya bogor yang terletak pas di jantung kota Bogor, tidak tergusur sama sekali ataupun berkurang keluasannya untuk kepentingan lainnya.

Selama ini Kebun Raya dianggap sebagai filter utama dalam semua kesemrawutan, kemacetan dan kekotoran yang terjadi di Bogor. Kebun Raya menjadi penyejuk bagi penduduk dan pendatang di Bogor. Namun ternyata, belakangan Kebun Raya Bogor juga memiliki masalah dalam pengairan. Air sungai Ciliwung yang melintasi Kebun Raya ternyata tidak cukup secara kualitas untuk mengairi tanaman di tempat tersebut. Pencemaran yang terjadi pada sungai Ciliwung akibat limbah pabrik dan rumahtangga, dll, membuat kualitas air sungai Ciliwung menurun dan tidak cukup baik untuk perkembangan tumbuhan di Kebun Raya Bogor yang rata-rata merupakan tanaman langka dan berusia tua.

Persoalan air, ternyata menjadi suatu masalah baru bagi kota Bogor yang tengah berkembang. Pada beberapa tempat di kabupaten Bogor, air menjadi masalah ketika musim kemarau. Banyaknya pembangunan perumahan, mal, pabrik dll memicu pemakaian air pompa listrik meningkat, sehingga menyedot persediaan air tanah. Penyediaan air oleh pemerintah pun menjadi masalah, karena jumlahnya yang terbatas dan kualitas air yang tidak cukup bagus dibeberapa tempat untuk digunakan sehari-hari, seperti memasak, minum dll.

Pada beberapa masyarakat yang tinggal di sekitar sungai, terutama pada kalangan ekonomi lemah, penggunaan air sungai menjadi meningkat pada musim kemarau dan juga ketika pemerintah tidak mampu menyediakan air untuk konsumsi sehari-hari serta tidak mampunya memiliki pompa listrik karena biayanya mahal. Padahal, secara kualitas, belum tentu air-air sungai yang ada di Bogor cukup baik digunakan untuk sehari-hari.

Adanya pencemaran limbah industri dan rumahtangga, yang sehari-hari mencemari sungai, membantu kualitas air sungai menurun. Namun masyarakat tidak memiliki pilihan untuk tidak menggunakan air sungai, terutama ketika musim kemarau, dimana air sungai tanah mereka mengering dan pelayanan air oleh pemerintah tidak berjalan lancar, atau tidak tersedia di tempat mereka.

Di banyak tempat, pelayanan air oleh pemerintah pun disediakan, namun sekali lagi masyarakat umum di wajibkan membayar sejumlah uang untuk pelayanan tersebut. Ketika pembayaran sudah dilakukan masyarakat, seringkali bukan pelayanan air bagus yang didapatkan oleh masyarakat. Sedikitnya jumlah air yang keluar, air yang terbatas, hanya keluar pada jam-jam tertentu atau air yang kotor, menjadi keluhan dari masyarakat atas pelayanan air yang dijalankan oleh pemerintah. Padahal, pelayanan air bersih secara gratis untuk masyarakat merupakan salah satu kewajiban pemerintah dalam rangka pengelolaan sumber daya alam, yang sedianya ditujukan untuk masyarakatnya.

Tidak hanya persoalan air, persoalan kemacetan pun menjadi salah satu persoalan yang harus di atasi segera atau kenyamanan masyarakatnya menjadi terganggu. Banyaknya angkutan kota yang dipicu oleh mudahnya proses beroperasinya angkutan kota di kota ini menjadikan jalan-jalan di Bogor menjadi hijau oleh angkutan kota. Terutama pada jam-jam sibuk, yaitu pagi hari dan sore hari, maka kemacetan lah yang dapat ditemui di kota ini, tidak jauh berbeda dengan yang ditemui di ibukota Negara Indonesia. Kemacetan juga disebabkan makin banyaknya kendaraan pribadi di kota ini, terutama pada waktu akhir pekan atau liburan, dimana dapat ditemui kendaraan ber plat luar Bogor di jalan-jalan kota.

Satu lagi masalah yang ada di kota ini yaitu maraknya pengamen, anak jalanan dan pedagang kaki lima yang berjualan di pinggir jalan, turut menyempitkan jalan dan mengakibatkan kemacetan. Salah seorang teman mengatakan bahwa pengamen, anak jalanan dan pedagang kaki lima tersebut kebanyakan bukan berasal dari Bogor, tapi dari daerah sekitar Bogor seperti Sukabumi dll. Mencari penghasilan untuk penghidupan sehari-hari merupakan hak setiap orang, apapun caranya, asal halal, namun, semestinya pemerintah juga ikut memikirkan bagaimana bisa memberikan kenyamanan pada si pemberi jasa dan penerima jasa.

Misalnya dengan membuatkan wilayah di pasar khusus pedagang kaki lima yang nyaman dan mudah diakses pembeli serta murah sewa/iurannya, sehingga tidak berjualan di jalan raya, membantu penghidupan para keluarga-keluarga yang termasuk ekonomi lemah dan miskin sehingga anak-anak tidak turun ke jalan atau menjadi pengamen, atau menempatkan para pengamen dewasa untuk bernyanyi di warung-warung atau tempat-tempat rekreasi secara rutin, sehingga mereka mendapatkan pendapatan tetap. Dan masih banyak lagi, alternatif-alternatif untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan masyarakat kota yang semestinya dapat dipikirkan oleh pemerintah.

Hal yang pasti, bahwa semua nya bisa dilakukan apabila setiap pihak memiliki niat yang tulus untuk membantu sesama dan memiliki kesadaran bahwa sebagai pemerintah dan warganegara memiliki hak dan kewajiban, bukan untuk mencari keuntungan sendiri.

Penulis: Diyah Wara R

3 COMMENTS

  1. persoalan lingkungan bukan hanya persoalan segelintir manusia tetapi menjadi persoalan kita semua, bayangkan jika dikalimantan kehilangan hutan tropis tentu akan berimbas baik dominan maupun kecil akan iklim ditingkat dunia, marilah kita secara bijak memamfaatkan lingkungan kita sehinggamenjadikan lingkungan yg berhasil guna dan berdaya guna bagi kelangsungan mahluk hidup itu sendiri, teratur, termanjemeni, dg pola yg dapat dipertanggung jawabkan oleh semua pihak ,,,,,,

  2. betul,bu harusnya ditengah keterbatasan lahan ini mengakibatkan efek domino terhadap daerah sekitarnya memang secara ekonomi makro berkembang tetapi mengakibatkan produksi pangan berkurang & lahan pertanian juga terimbas,inilah yang kelemahan yang dimanfaatkan oleh pihak2 tertentu dlm hal ini kegitan ekonomi, harusnya ditengah kemajuan teknologi & kontruksi bisa mementingkan ketersedian lahan untuk pangan & mensejahterakan para petani & peternak, hal ini juga diakibatkan ledakan populasi & urbanisasi yang tinggi, sudah saatnya pola pembangunan menuju era yang lebih maju ibarat kata sasat ini kita harus melangkah seribu satu 1001 tahun kedepan,..trims

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here